✓ Ukuran Lahan
✓ Kebutuhan Ruang
✓ Style / Referensi Desain yang disukai




✆ Telp.
Jabodetabek:
+6282146645837
✆ Telp.
Luar Jabodetabek:
+6282219788877
"Selamat pagi pak, bisakah hanya memesan denah dan tampak saja?" message di pagi hari itu, -jam 7 pagi-, jam yang masih terbilang dini untuk late night sleeper seperti saya. Tapi bukan waktu yang jadi masalah saat ini, bagaimana menjawab message tadi yang membuat kerut dikening saya.
Kembali saya teringat 10 tahun yang lalu, ketika itu saya baru tamat kuliah arsitek, baru new grown leave, ...and then suddenly ada seorang "klien" yang somehow some what datang mempercayakan desain rumah beliau kepada saya, which is saya baru tamat kuliah dan belum punya portofolio apa apa... itu lebih mirip test from Zeus daripada kado natal dari sinterklas. Lahannya sih tidak luas, 7 x 15 meter, kebutuhan kamar, kalau saya tidak salah ingat, 3 kamar tidur, tapi perfect, untuk orang yang baru belajar dengan fee beberapa potong roti -seriously.
Dan singkat cerita, dimulailah proses desain rumah mungil tersebut, dengan antusiasme ala Alan Turing saat mencoba menciptakan mesin pengkalkulasi Enigma, -pada awalnya.
But unfortunately, dalam hidup, antusiasme saja tidak cukup. 5 tahun lulus dari fakultas arsitektur, ternyata-oh ternyata tidak membawa saya kemana mana.
Believe me, saat ini pun setiap kali membuka lowongan untuk arsitek fresh graduate, 95 persen mereka salah menjawab-lebih mirip 'salah menebak' -berapa lonjor besi dan ukurannya yang harus dipasang pada kolom untuk struktur lantai 2, which is seperti dokter yang semestinya paham bagaimana cara menyuntikan obat.
Well back on the story, saya stuck, saya stuck seperti kemacetan Jakarta-Bandung di waktu weekend. saya mungkin cukup pede untuk membuat denah, mungkin cukup naif untuk membuat fasad, but saat itu i dont know anything tentang struktur. Bagaimana kolom kolom diikat oleh sloof, dan balok, bagaimana balok balok menahan plat lantai, berapa ukurannya dan seterusnya.
The details are important, and its kill me that day...
Saat di bangku kuliah, saat kita melakukan kesalahan, dosen hanya akan memberikan nilai C atau D, tapi di dunia nyata, nilai anda harus selalu A. Dan tes saya di hari itu adalah saat saya bertemu dengan calon pemborong dari rumah yang saya desain tadi. saya tadinya berharap sang pemborong akan solve my problem, menentukan sendiri kolom kolomnya, detail detailnya, MEP-nya, dan seterusnya... tapi ternyata tidak, dan memang seharusnya tidak.
Gambar yang tidak lengkap akan menyebabkan kontraktor bingung, kontraktor yang bingung pastinya akan menghasilkan bangunan yang bingung, and by the way, anda tentunya tidak berencana untuk mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk sebuah bangunan yang bingung.
Hari itu saya belajar, dan hingga hari ini, hal itu tetap menjadi pelajaran yang sangat berharga, jangan memulai saat anda belum siap.
And at the end of the story, perhatian saya kembali ke layar hp saya, mengetik jawaban yang pasti tidak akan salah saya ketik, "Maaf Pak/Bu, kalau hanya denah dan tampak kami tidak melayani, kami memberikan gambar lengkap sesuai yang tertera di website berikut harganya." Tersenyum kecil saat mengenang cerita diatas, saya menarik selimut yang hangat, meneruskan jam tidur saya sejam lagi, sampai waktu bangun saya yang sesungguhnya dimulai.
Ida Bagus Gede Sasra Bhanutama, ST
Principal Architect of Emporio Architect