✓ Ukuran Lahan
✓ Kebutuhan Ruang
✓ Style / Referensi Desain yang disukai
✆ Telp.
Jabodetabek:
+6282146645837
✆ Telp.
Luar Jabodetabek:
+6282219788877
Telah kita lihat 5 pilihan jenis atap yang digunakan di Emporio Architect di artikel pertama. Berikut adalah lanjutan artikel mengenai pilihan bentuk atau jenis atap yang digunakan di Emporio Architect.
6. Atap Sandar
Desain rumah bergaya modern tropis milik Ibu Suzan di Jakarta ini memiliki bangunan seluas 229 m2 yang berdiri di lahan berukuran 17 x 15 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain rumah ini merupakan atap sandar atau atap miring. Atap miring atau atap sandar merupakan jenis atap berbentuk sebuah bidang miring dengan bagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan, dimana salah satu sisi dinding lebih tinggi dari dinding lainnya. Atap jenis ini dapat ditemui pada bangunan bergaya modern maupun minimalis. Keunggulan atap sandar adalah proses pengerjaan lebih singkat karena konstuksi yang sederhana, hemat biaya, serta meningkatkan nilai estetika bangunan.
7. Atap Kubah
Desain masjid bergaya klasik tropis milik Bapak Nasrul di Cikarang ini memiliki bangunan seluas 394 m2 yang berdiri di lahan berukuran 13,4 x 17,2 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain bangunan ini merupakan atap kubah. Berdasarkan daftar istilah KBBI, atap kubah adalah atap yang melengkung setengah bulatan. Awalnya atap kubah ditemukan pada pondok-pondok primitif dan makam. Seiring berjalannya waktu, atap kubah mulai digunakan pada bangunan peribadatan seperti gereja, masjid, kuil. Kini, atap kubah dapat digunakan pada berbagai bangunan seperti rumah, stadion, kantor, dll. Keunggulan atap kubah adalah mampu memberikan kesan keberlimpahan, agung, megah, mewah dan lapang pada bangunan. Di Indonesia sendiri, atap kubah umumnya dapat ditemukan pada masjid atau rumah bergaya klasik. Atap kubah juga digunakan pada stadion tertutup, contohnya adalah pada Astrodome, Skydome dan Millennium Dome. Bangunan terkenal lainnya yang menggunakan atap kubah adalah Masjid Biru, Basilica Santo Petrus, Taj Mahal, dan masih banyak lagi.
8. Atap Menara
Desain gereja Capela Curacao De Jesus di Timor Leste bergaya modern tropis ini memiliki bangunan seluas 1190 m2 yang berdiri di lahan berukuran 60 x 45 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain bangunan ini merupakan atap menara. Di Indonesia, atap menara merupakan jenis atap yang umum ditemui pada menara masjid maupun menara gereja. Atap menara biasanya berupa 4 bidang miring atau lebih, yang saling bertemu di satu titik pada bagian atas dengan puncak yang cukup tinggi sehingga terlihat lancip. Atap jenis ini dapat digunakan pada rumah maupun bangunan lainnya seperti tempat ibadah, hotel, dan lain sebagainya.
9. Atap Bonnet
Desain hotel Arlindo di Puncak Bogor bergaya Villa Bali Tropis ini memiliki bangunan seluas 5000 m2 yang berdiri di lahan berukuran 200 x 40 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain bangunan ini merupakan atap bonnet. Berdasarkan daftar istilah KBBI, atap bonnet atau yang dikenal dengan atap Joglo merupakan atap rumah berbentuk limas terpancung yang biasanya terdapat di Jawa. Atap Bonnet merupakan kebalikan dari atap mansard. Atap ini berbentuk trapesium dan curam di bagian puncak lalu landai di bagian tepi. Atap jenis ini dapat ditemui pada bangunan dengan nuansa etnis di Jawa.
10. Atap Tumpang
Desain villa bergaya Villa Bali Tropis milik Bapak Anto di Singaraja ini memiliki bangunan seluas 461 m2 yang berdiri di lahan berukuran 50 x 22 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain bangunan ini merupakan atap tumpang. Atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dengan tingkat paling atas berbentuk limas. Orang awam mengenal model atap ini sebagai atap wantilan. Atap tumpang adalah arsitektur Hindu. Di Indonesia, bentuk atap ini tak hanya ditemukan pada bangunan suci Hindu, tapi juga pada bangunan suci lainnya seperti Masjid dan bisa dipakai juga sebagai atap rumah dan villa.
Apabila Anda ada pertanyaan silahkan konsultasikan dengan kami.