✓ Ukuran Lahan
✓ Kebutuhan Ruang
✓ Style / Referensi Desain yang disukai
✆ Telp.
Jabodetabek:
+6282146645837
✆ Telp.
Luar Jabodetabek:
+6282219788877
Dalam ranah arsitektur, atap memiliki peranan yang penting. Jika sebuah rumah diibaratkan sebagai manusia, maka atap adalah perwujudan kepala. Oleh sebab itu, fungsi atap tidak hanya sebagai penutup dan peneduh dari cuaca dan iklim, tapi juga mampu menambah estetika. Oleh karena itu, perlu pertimbangan yang baik saat memilih jenis dan bentuk atap yang tepat pada rumah.
Berikut adalah 10 pilihan bentuk atau jenis atap yang digunakan di Emporio Architect.
1. Atap Mansard
Desain rumah bergaya klasik tropis milik Bapak Gusti di Jakarta ini memiliki bangunan seluas 701 m2 yang berdiri di lahan berukuran 25,6 x 10,45 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain rumah ini merupakan atap mansard. Berdasarkan daftar istilah di KBBI, atap mansard merupakan atap dengan empat sisi yang kemiringannya terbatas di puncak dan curam di dasar. Penggunaan jenis atap mansard umumnya ditemukan pada bangunan di Eropa dan paling banyak dipakai di Perancis. Keunggulan atap mansard adalah bentuk yang unik sekaligus fungsional karena dapat menyediakan ruang di bawah atap. Oleh sebab itu, desain rumah beratap mansard dinilai lebih mampu memaksimalkan penggunaan lahan. Pada desain rumah Bapak Gusti tersebut, ruangan di bawah atap (loteng) berfungsi sebagai perpustakaan. Dengan demikian, desain rumah dengan atap Mansard ini tampak estetis dan unik sekaligus dinilai lebih fungsional dari segi pemanfaatan ruang.
2. Atap Pelana
Desain rumah bergaya modern tropis milik Ibu Yunita di Bintaro ini memiliki bangunan seluas 86 m2 yang berdiri di lahan berukuran 18 x 6,8 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain rumah ini merupakan atap pelana. Berdasarkan daftar istilah di KBBI, atap pelana adalah jenis atap dengan sudut puncak yang sangat tajam kemiringannya. Jenis atap ini tersusun atas dua bidang miring dengan bagian tepi atasnya bertemu pada satu garis pertemuan sehingga terlihat menyerupai pelana kuda. Jenis atap ini mudah ditemui di Indonesia. Kelebihan atap pelana adalah proses pengerjaan lebih singkat karena konstuksi yang sederhana, kecilnya resiko bocor, serta lebih hemat biaya dibandingkan jenis atap lainnya.
3. Atap Limas
Desain rumah bergaya modern tropis milik Ibu Diana di Jakarta Timur ini memiliki bangunan seluas 1761 m2 yang berdiri di lahan berukuran 64 x 36 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain rumah ini merupakan atap limas. Atap limas merupakan penyempurnaan dari bentuk atap pelana. Atap limas memiliki 4 buah bidang miring dengan 2 bidang berbentuk segitiga dan 2 bidang berbentuk trapesium. Sama seperti atap pelana, jenis atap limas ini juga mudah ditemui di Indonesia. Kelebihan atap limas adalah mampu memberi perlindungan dari terik sinar matahari dan hujan dengan lebih merata di tiap sisi bangunan.
4. Atap Datar
Desain rumah bergaya modern tropis milik Ibu Fanny di Kalimantan Barat ini memiliki bangunan seluas 350 m2 yang berdiri di lahan berukuran 40 x 23 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain rumah ini merupakan atap datar. Atap datar yang digunakan sebenarnya tidak 100% datar. Permukaan atap datar dibuat sedikit miring sehingga mampu menyalurkan air hujan ke lubang talang. Atap datar umumnya ditemui pada bangunan bergaya modern. Penggunaan atap datar memungkinkan adanya taman maupun kolam renang di bagian atas bangunan. Oleh karena itu, bangunan yang menggunakan atap datar dinilai mampu memanfaatkan lahan dengan lebih optimal disamping memberikan kesan modern pada bangunan.
5. Atap Tongkonan
Desain rumah bergaya villa bali tropis milik Bapak Pong Gaby di Sulawesi Selatan ini memiliki bangunan seluas 556 m2 yang berdiri di lahan berukuran 23 x 12 meter. Jenis atap yang digunakan pada desain rumah ini merupakan atap tongkonan. Rumah adat masyarakat Toraja yang dikenal dengan sebutan Tongkonan memiliki keunikan tersendiri pada bentuk arsitekturnya. Keunikan Tongkonan dapat langsung terlihat dari bentuk atapnya. Atap tongkonan memiliki bentuk melengkung menyerupai perahu. Umumnya, pada atap tongkonan terdapat ornamen dan motif tertentu berwarna merah, putih, kuning dan hitam yang menyiratkan makna cara hidup masyarakat Toraja. Pada desain rumah Bapak Pong Gaby di Sulawesi Selatan tersebut mengaplikasikan kombinasi bentuk atap tongkonan dengan atap limasan. Bentuk atap ini digunakan karena request dari Bapak Pong Gaby yang menginginkan desain rumah dengan perpaduan antara style Villa Bali Tropis dengan Tongkonan. Dengan demikian, lahirlah sebuah karya desain rumah yang tak hanya nyaman, unik dan berestetika, tapi juga mampu melestarikan budaya Toraja.
Apabila Anda ada pertanyaan silahkan konsultasikan dengan kami.